Kiprah Internasional

75

Sembari menunggu petugas, Gus Yahya pun bertanya-

tanya ada masalah apa yang sedang terjadi. Selama ini

perjalanannya berjalan dengan lancar. Terlebih, Gus Yahya

memiliki visa multiple entry selama lima tahun dan sudah

masuk pada tahun ketiga. Karena merasa tidak memiliki

masalah apa-apa, Gus Yahya pun tetap percaya diri dan

memilih untuk tidak terlalu menghiraukannya. Di tengah-

tengah menunggu petugas kembali, tiba-tiba ada email

masuk. Setelah diperiksa ternyata email tersebut berasal

dari Gedung Putih. Gus Yahya masih ingat persis kejadian

tersebut terjadi pada hari Rabu. Ia lalu membaca isinya

dan mendapati bahwa surat elektronik tersebut adalah

undangan untuk dirinya dari wakil presiden Amerika

Serikat. Melihat isi tersebut, ia tak lantas percaya. Gus

Yahya lalu menghubungi salah satu temannya yang sudah

berada di Amerika Serikat terlebih dahulu, yaitu Pak

Holland. Ia meminta bantu untuk mengecek apakah email

tersebut adalah benar berasal dari Gedung Putih atau

tidak. Setelah dicek, ternyata benar adanya bahwa email

tersebut berasal dari Gedung putih. Ia diundang untuk

bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat keesokan

harinya pada pukul 14.30 waktu setempat. Hal ini tentu di

luar perkiraan. Ia pun harus menyesuaikan dengan agenda

yang sudah tersusun. Pada awalnya ia masih mendua

antara menerima atau menolak. Namun, Pak Holland

justru mengatakan bahwa ini adalah kesempatan yang

langka dan harus dimanfaatkan. Gus Yahya pun kemudian

tanpa ragu bersedia memenuhi undangan tersebut. Ia

kemudian diberikan email sesuai untuk mengisi berbagai

macam persyaratan yang harus dipenuhi.

Tak lama kemudian petugas yang memeriksa dirinya

kembali menghampiri Gus Yahya. Ia menyampaikan